01655 2200325 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059040002000100100014300120245012600263250001400389300003000403020002200433041000800455082001600463084001900479264003000498264002900528336002100557337003000578338002300608520058700631650002501218700001901243700003201262850001201294990002301306INLIS00000000053940620221004020221 a0010-1119000174ta191115t jbi g ind  aSBPKHATIndrda aKoesalah Soebagyo ToerepengarangeKoesalah Soebagyo ToerepengarangeKoesalah Soebagyo ToerepengarangeKoesalah Soebagyo Toerepengarang aTanah Merah yang Merah :bSebuah catatan sejarah /cKoesalah Soebagyo Toer ; editor, Bilven ; pengantar, Takashi Shiraisi aCetakan 1 axiv, 234 halaman ;c20 cm a978-602-8331-23-4 aInd 2[23]a959.8 aKH 959.8 KOE t aBandung :bUltimus,c2010 a©Koesalah Soebagyo Toer 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aKEKALAHAN selalu mendatangkan kritik, sebaliknya kemenangan mendatangkan pujian. Tidak mengherankan bahwa kekalahan yang diderita Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemberontakannya tahun 1926—1927 oleh seorang ilmuwan dikatakan kacau pengorganisasiannya dan karenanya mudah dikalahkan oleh pemerintah. Oleh sebagian orang yang ikut dibuang ke Boven Digoel di tengah rimba raya Irian sendiri pemberontakan itu juga dikecam. Banyak di antara mereka yang kemudian berbalik gagang memusuhi jajarannya dan berpihak pada Pemerintah Hindia Belanda yang sebelumnya ikut diberontakinya. 4aIndonesia--xSejarah0 aBilveneeditor0 aTakashi Shiraisiepengantar aSBPKHAT a0154/BK1/PPBH/2019