01631 2200361 4500001002100000005001500021035002000036006001800056007000300074008004100077040002200118100006900140245013600209250001400345300003800359020002200397041000800419082002200427084002200449264003800471336002100509337003000530338002000560520048600580650002601066651002801092651003701120700002801157850001201185990002401197990002401221990002401245INLIS00000000103922220201220095004 a0010-1220000781aa g 000 0ta201220s2014 jbia g ind  aSBPKHATbinderda0 aMiftah Fauzi RakhmatepengarangeMiftah Fauzi Rakhmatepengarang10aKidung angklung di tanah Persia :bkumandang Indonesia raya di negeri para Mullah /cMiftah Fauzi Rakhmat ; editor, Irwan Kurniawan aCetakan I a411 halaman :bilustrasi ;c20 cm a978-602-8394-27-7 aind042[23]a789.609 598 a789.609 598 MIF k 1aBandung :bNuansa Cendekia,c2014 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2carrieravolume aMiftah berlari mengejar perempuan itu. Pada situasi seperti ini, tak ada peluang yang disebut kecil. Nasib seluruh perjalanan kami dipertaruhkan. Nasib bangsa dipertanggungjawabkan. Tim angklung yang paling tampil di banyak tempat. Tim angklung yang akan memperdengarkan dua lagu bangsa. Khanum bebakhsyid ujar Miftah menyela. Perempuan itu berhenti, matanya mengernyit curiga. Melihat mimik mukanya Miftah ingat terpaksa mendampingi seorang kawan mencoba menyapa perempuan Suriah. 4aAngklung--zIndonesia 4aIndonesia--xKebudayaan 4aIran--xDeskripsi dan perjalanan0 aIrwan Kurniawaneeditor aSBPKHAT a22450/BH1/PPBH/2019 a22451/BH2/PPBH/2019 a22452/BH3/PPBH/2019