01802 2200337 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059040002200100100013500122245010900257250002000366300003800386020002200424041000800446082001700454084002400471264004700495336002100542337003000563338002300593520064600616600002701262650006101289700003001350850001201380990002401392990002401416990002401440INLIS00000000106891720210713020131 a0010-0721000294ta210704t2017 yoia g ind  aSBPKHATbinderda0 aSwadesta Arya WasesaePengarangeSwadesta Arya WasesaePengarangeSwadesta Arya WasesaePengarangeSwadesta Arya WasesaePengarang1 aSoekarno : dipuja, "dibunuh", dan dikenang /cpenyusun, Swadesta Arya Wasesa ; penyunting, Eista Swaesti aCetakan pertama a260 halaman :bilustrasi ;c20 cm a978-602-7996-45-8 aind a92 (SUKARNO) aKH 92(SUKARNO)SWA s aYogyakarta :bTrans Idea Publishing,c2017 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aMenceritakan dari awal kelahiran soekarno yang memiliki nama sebenarnya kusno pada waktu kecilnya ini sampai sang Putra Fajar menjadi seorang Presiden, hingga meninggal sebagai orang yang terasingkan. Dari buku ini sedikit banyak membahas tentang sejarah perjuangan dan simbol-simbol yang ada, misalnya dengan beberapa guyonan semangat "MERDEKA!!" yang sering dikumandangkan orang ketika mendekati 17 agustusan atau sekedar bendera plastik yang biasanya dihiasin di kampung-kampung atau jalan menuju rumah kita, ternyata itu adalah perintah dari Bung Karno ini. Itu merupakan perintah keduanya setelah text proklamasi Indonesia dibacakannya. 4aSoekarno, -- 1901-1970 4aIndonesia -- Biografi -- Presiden (Soekarno : 1945-1966)0 aEista SwaestiePenyunting aSBPKHAT a29451/BH3/PPBH/2019 a29449/BH1/PPBH/2019 a29450/BH2/PPBH/2019