520
|
#
|
#
|
$a Di pelosok dunia Islam, 4 Imam Madzhab (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali) begitu dikenal seiring tersyiarnya aliran madzhab mereka. Dengan mengetahui kepribadian, perjuangan, ketegasan, dan keilmuan mereka, kita akan mengenalnya lebih dekat. Dengan demikian, kita bukan hanya sekadar ikut-ikutan dalam mengamalkan salah satu madzhab atau keempat madzhab tersebut. Berdasar inilah, K.H. Moenawar Chalil menuliskan riwayat hidup mereka dalam buku Biografi 4 Serangkai Imam Madzhab. Terbitnya buku ini, mengulangi kesuksesannya sebagai Penulis buku best seller sepanjang masa berjudul 1 Set Kelengkapan Tarikh edisi lux, yang juga diterbitkan oleh Gema Insani. Dalam buku ini, Penulis memaparkan kisah perjalanan hidup, dakwah, dan ijtihad para Imam Empat Madzhab tersebut. Selain itu, dilengkapi juga dengan pembahasan dasar-dasar madzhab dari keempat Imam Madzhab dan riwayat tersyiarnya aliran madzhab mereka di dunia. Penulis berharap agar para Muslimin dapat berpikir cermat mengenai pembahasan dalam buku ini. Bertujuan agar riwayat hidup dan dasar-dasar madzhab ini dijadikan suri teladan, sebagai cermin perbandingan, dan petik intisarinya. Bukan hanya jadi bahan perbincangan kosong atau sekadar peninggalan sejarah. Perlu diketahui, keempat Imam Madzhab ini sangat tegas dan berani dalam menegakkan dasar dan pokok hukum dari kitab Allah (Al-Qur’an) dan as-Sunnah. Mereka melakukan pemeriksaan dan mengkajinya dengan detail, bukan hanya dibaca sekilas saja. Meskipun di antara mereka ada yang menggunakan dasar madzhab dari ijma’ dan qiyas, itu tidak akan digunakan selama masih didapati nash sepanjang penelitian mereka. Ijma’ dan qiyas yang mereka gunakan pun tidak sekadar serampangan saja, tapi dengan arti yang sebenarnya. Terhadap para ahli ra’yi dan ahli bid’ah sekalipun, mereka tetap bertindak keras serta tegas. Selain itu, mereka melarang umat Muslim yang hanya men-taqlid-kan urusan agama kepada beliau-beliau maupun kepada siapa saja. Selain ketegasan 4 Imam Madzhab dalam membela Al-Qur’an dan as-Sunnah, mereka juga sangat mencintai ilmu pengetahuan, lho!. Mereka pun sangat menghormati para gurunya. Hal ini juga yang patut kita teladani. Mereka mengalami berbagai pengorbanan saat menuntut ilmu. Kondisi kepayahan, kesulitan, himpitan ekonomi, dan kesukaran, mereka jumpai setiap harinya. Namun begitu, mereka tetap berusaha keras meraih ilmu pengetahuan setinggi-tingginya agar bisa bermanfaat bagi Islam, keluarga, serta negaranya. Seperti yang tertulis dalam buku ini, salah satunya pada riwayat kecintaan Imam Syafi’i terhadap ilmu pengetahuan. Oleh karena kemiskinannya, beliau mendapat kesukaran dan kekurangan uang dalam membeli peralatan belajar. Namun begitu, beliau tidak kehabisan akal dan cepat putus asa. Imam Syafi’i sering mengumpulkan tulang-tulang di jalan untuk menulis materi pelajaran dari para gurunya. Bahkan, beliau juga kerapkali mendatangi kantor pemerintahan untuk mencari kertas yang tidak terpakai atau telah dibuang ke dalam keranjang. Beliau tetap bersemangat menuntut ilmu tanpa berkecil hati atau merasa hina atas penilaian orang-orang. Dari kegigihan para Imam 4 Madzhab dalam menuntun ilmu, mereka berhasil menguasai ilmu yang bertalian dengan ilmu agama, seperti ilmu pengetahuan, ilmu fiqih, ilmu hadits, ilmu kesusasteraan Arab, ilmu hikmah, ilmu riwayat hadits, ilmu Al-Qur’an, dan sebagainya. Keilmuan mereka yang menakjubkan ini, sangat berguna dalam menyeimbangkan segala ilmu yang ada dalam Islam. Ditambah dengan keindahan akhlaknya, keempat Imam Madzhab ini begitu dikenang dan dikenal umat Islam hingga pelosok dunia. Dari berbagai ilmu dan riwayat hidup mereka di jalan Allah, didapatilah dasar-dasar madzhab keempat Imam Madzhab tersebut. Dasar-dasar madzhab Imam Hanafi, yaitu Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah saw., fatwa para sahabat Nabi, qiyas, istihsan, dan adat yang berlaku dalam masyarakat Islam. Dasar-dasar madzhab Imam Maliki, yaitu Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah yang telah dipandang sah olehnya.
|