Cite This        Tampung        Export Record
Judul Politik pencitraan pencitraan politik / Prof. DR. Anwar Arifin
Pengarang Anwar Arifin (Anwar Arifin)
(Anwar Arifin)
(Anwar Arifin)
(pengarang)
(pengarang)
(pengarang)
(pengarang)
EDISI Cetakan ke-I, tahun 2014
Penerbitan Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014
©2014 pada penulis
Deskripsi Fisik xx, 264 halaman ;23 cm
Konten teks
Media tanpa perantara
Penyimpan Media volume
ISBN 9786022621300
Subjek Indonesia-- Politik dan pemerintahan
Abstrak Politik pencitraan (imaging policy) atau pencitraan politik (political imaging), berkembang di Indonesia sejalan dengan perkembangan demokrasi, yang diawali pada saat menjelang pemilihan langsung presiden tahun 2004. Hal itu telah mendorong lahirnya rintisan studi ilmiah di Indonesia tentang politik pencitraan atau pencitraan politik di perguruan tinggi, baik sebagai bagian dari ilmu politik, maupun ilmu komunikasi, dan komunikasi politik. Meskipun demikian, citra (image), strategi, dan proses pembentukan citra (pencitraan) itu pada hakikatnya telah lama ditemukan dalam studi komunikasi, seperti studi retorika, propaganda, public relations, pemasaran, dan periklanan, yang bertujuan memperoleh dukungan opini publik. Peranan opini publik itu sangat strategis dalam kehidupan politik di negara demokrasi, karena opini publik merupakan kekuatan politik yang penting. Politik pencitraan atau pencitraan politik berkaitan dengan pembuatan informasi atau pesan politik oleh komunikator politik (politikus atau kandidat) m
Catatan Bibliografi : halaman 251-257
Indeks
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
0420210497 320.959 8 ANW p Baca di tempat UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta - Ruang Tandon Tandon
0420210498 320.959 8 ANW p Dapat dipinjam UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta - Ruang Baca Umum Tersedia
0420210499 320.959 8 ANW p Baca di tempat UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta - Perpustakaan Keliling Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000890791
005 20210624092751
006 a g 001 0
007 ta
008 210426t2014 yoi g 001 0 ind
020 # # $a 9786022621300
035 # # $a 0010-0421000538
040 # # $a SBPKHAT$I nd$r da
041 # # $a Ind
082 0 4 $a 320.959 8$2 [23]
084 # # $a 320.959 8 ANW p
100 0 # $a Anwar Arifin $e pengarang$e Anwar Arifin $e pengarang$e Anwar Arifin $e pengarang$e Anwar Arifin $e pengarang
245 1 0 $a Politik pencitraan pencitraan politik /$c Prof. DR. Anwar Arifin
250 # # $a Cetakan ke-I, tahun 2014
264 # 1 $a Yogyakarta :$b Graha Ilmu,$c 2014
264 # 4 ,$c ©2014 pada penulis
300 # # $a xx, 264 halaman ; $c 23 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
500 # # $a Indeks
504 # # $a Bibliografi : halaman 251-257
520 # # $a Politik pencitraan (imaging policy) atau pencitraan politik (political imaging), berkembang di Indonesia sejalan dengan perkembangan demokrasi, yang diawali pada saat menjelang pemilihan langsung presiden tahun 2004. Hal itu telah mendorong lahirnya rintisan studi ilmiah di Indonesia tentang politik pencitraan atau pencitraan politik di perguruan tinggi, baik sebagai bagian dari ilmu politik, maupun ilmu komunikasi, dan komunikasi politik. Meskipun demikian, citra (image), strategi, dan proses pembentukan citra (pencitraan) itu pada hakikatnya telah lama ditemukan dalam studi komunikasi, seperti studi retorika, propaganda, public relations, pemasaran, dan periklanan, yang bertujuan memperoleh dukungan opini publik. Peranan opini publik itu sangat strategis dalam kehidupan politik di negara demokrasi, karena opini publik merupakan kekuatan politik yang penting. Politik pencitraan atau pencitraan politik berkaitan dengan pembuatan informasi atau pesan politik oleh komunikator politik (politikus atau kandidat) media politik (media massa, media sosial, dan/atau media format kecil), dan penerima atau khalayak politik (publik). Citra politik yang terbentuk di benak publik, tidak selamanya sesuai dengan realitas yang sebenarnya, karena mungkin hanya sama dengan realitas media atau realitas buatan media, yang disebut juga sebagai realitas tangan kedua (second hand reality). Di dalam buku ini, Prof. Dr. Anwar Arifin, memaparkan tentang citra politik, karakteristik politik, dan komunikasi politik, serta tujuan politik pencitraan yang meliputi pembentukan dukungan opini publik, mendorong partisipasi politik rakyat, memenangi pemilihan umum serta penentuan kebijakan politik. Selain itu dibentangkan juga secara singkat tentang media politik dan khalayak politik yang disertai dengan beberapa teori, sehingga politik pencitraan atau pencitraan politik dalam buku ini dikembangkan dalam studi komunikasi politik, yang bersifat serbahadir, multimakna, dan multidefinisi, serta multidisipliner. Demikian juga di dalam buku ini, dipaparkan tentang kontroversi dan urgensi politik pencitraan atau pencitraan politik, yang ditentukan oleh sistem politik yang bersumber dari ideologi suatu negara. Bahkan politik pencitraan yang mengiringi liberalisasi politik yang dikemas dalam demokrasi yang diterapkan di Indonesia, adalah impor dari Barat terutama dari Amerika Serikat.
651 # 0 $a Indonesia--$x Politik dan pemerintahan
850 # # $a SBPKHAT
990 # # $a 20641/BH1/PPBH/2019
990 # # $a 20642/BH2/PPBH/2019
990 # # $a 20643/BH3/PPBH/2019
Content Unduh katalog